Pengalaman

Nama saya Ayu Adisti, biasa dipanggil Ayu atau Adis, saya berasal dari SMAN 5 Kota Tangerang. Saya lahir di Bandung pada tanggal 18 September 1998. Saya akan menceritakan pengalaman saya di BINUS saat saya sedang FEP (Fresh Enrichment People).

Pertama, GO (General Orientation). Pada hari pertama, tepatnya tanggal 8 Agustus 2016 saya masuk pada pagi hari. Untuk pertama kali nya saya memasuki kelas di BINUS. Jujur saja, saya merasa senang karena mendapati kelas yang nyaman. Sebelumnya saya bersekolah di sekolah negri yang kurang nyaman, maklum, namanya juga sekolah gratis. Lalu, saya melihat sekeliling saya. Awalnya saya heran, kenapa anak perempuan dikelas saya sedikit sekali. Jujur saja saya agak takut karena jumlah perempuan yang terlalu sedikit. Tapi lama kelamaan saya sudah mulai terbiasa. Saat dikelas, saya bertemu dengan beberapa kaka BC (Buddy Coordinator). Awalnya saya mengira mereka semua akan galak, ternyata perkiraan saya salah. Mereka semua sangat ramah. Di hari itu ada pemilihan komti dan wakil komti. Komti dan wakomti itu seperti ketua dan wakil ketua kelas di sekolah dulu. Kaka BC meminta anak-anak yang mau maju ke depan untuk menjadi komti dan wakomti tersebut. Tentu saja, saya tidak akan pernah mau untuk menjadi wakomti apalagi komti. Dipikiran saya, apabila saya terpilih pasti sangatlah berat. Saya tidak ingin itu. Ada 4 orang murid di kelas saya yang maju kedepan, semuanya laki-laki. Seingat saya yang maju adalah Rahmat, Andro, tapi 2 lagi saya lupa siapa. Tiba-tiba kaka BC meminta anak perempuan untuk menjadi perwakilan, saya langsung menduduk untuk tidak dipanggil. Tiba-tiba kaka BC menunjuk saya untuk menjadi calon komti. Awalnya saya menolak, tapi mau tidak mau saya harus maju. Akhirnya saya maju dengan bingung dan sedikit takut. Jujur saja, saya tidak suka berbicara didepan orang-orang yang tidak saya kenal, apalagi di depan umum. Akhirnya, para calon komti ini menyebutkan visi misi nya apabila terpilih sebagai komti. Saya benar-benar tidak ingin menjadi komti, saya hanya ingin menjadi anak yang biasa saja. Saat saya menyebutkan visi misi saya, saya hanya bilang, “apabila saya menjadi komti, eng.. jujur saja saya tidak ingin menjadi komti. Jadi mohon kerjasama nya ya!”. Saya jujur dan sangat tidak ingin jadi komti. Pada saat pemilihan, saya sudah bisa menebak yang akan menjadi komti adalah Rahmat. Karena saat dia menyebutkan visi misi nya itu sangat keren! Beda jauh dengan saya. Ternyata memang benar, yang paling banyak terpilih adalah Rahmat. Saya sangat senaang! Tapi, kaka BC tiba-tiba bilang, kalau pemilih terbanyak kedua adalah saya. Jujur saya menolak, tapi tidak bisa ditolak. Mau tidak mau saya menjadi wakil komti, ya, dengan berat hati.

Pada hari kedua GO, saya merasa biasa-biasa saja. Tidak ada yang menarik. Saya masuk ke kelas, dan ya semuanya biasa saja. Di hari ketiga, kaka BC menyuruh kami untuk latihan yel-yel, saya bingung, saya tidak tau harus berbuat apa. Saya merasa, saya telah menjadi wakil yang tidak berguna. Makanya, saya meminta Rahmat menyuruh saya untuk membeli properti. Dan akhirnya, ya, saya membeli properti. Oh, ya, saya membawa mobil pada saat GO dan saya parkir di Mall Alam Sutera, tempatnya tidak jauh dari kampus saya. Pada saat saya mau pulang dan membeli beberapa properti tiba-tiba saja hujan deras. Untungnya, saya membawa payung. Saat saya berada di lobby, tiba-tiba Rahmat meminta saya untuk bareng memakai payung sampai di Mall Alam Sutera. Otomoatis, payungnya menjadi tidak berguna. Baju saya dan Rahmat basah juga. Saya sedikit mengomelinya, tapi dia hanya ketawa kecil saja. Tapi, saya senang.

Pada hari Sabtu, menurut saya itu adalah hari puncak dari acara GO ini. Seluru batch CAS berkumpul di ALC dan menunjukkan performa masing-masing kelas. Saya kira, kelas saya akan menang. Ternyata tidak. Tetapi saya tetap senang meskipun sedikit kecewa karena kelas saya gagal menang.

Pengalaman saya pada saat AO (Academic Orientation) adalah kaget. Bagaimana tidak, saya yang tidak memiliki basic pada bidang IT tiba-tiba diberi materi yang membingungkan. Saya sempat bingung, tapi saya tidak mau berpikiran kalau saya salah jurusan. Jadi, mau tidak mau akan tetap saya jalani.

Pada hari pertama, saya diberi pengarahan tentang pembelajaran di BINUS, saya suka karena materi yang diajarkan mulai dari dasar. Seperti algoritma, sebenernya seru, hanya saja saya suka bingung. Saya sempat mengira, kalau dosen di BINUS pasti membosankan dan galak. Ternyata, perkiraan saya salah lagi. Cara mengajar dosen-dosen BINUS sangat asyik. Mereka tahu bagaimana cara mengajarkan anak-anak materi dengan mudah dipahami. Meskipun ada beberapa yang mengajar terlalu cepat bagi para pemula seperti saya.

Disaat hari terakhir AO, ada ujian. Tetapi, salah satu dosen BINUS pernah bilang, kalau ujian ini tidak masuk ke IP nanti. Jadi ini hanya tutorial ujian saja yang menentukan poin SAT nanti. Pada saat simulasi ujian, saya jadi tahu kalau di BINUS ujian nya sangat jauh dengan disekolah dulu. Kalau di sekolah dulu bisa melihat hasil teman sendiri, kalau di BINUS peraturan nya sangatlah ketat, sehingga para mahasiswa susah untuk melihat hasil orang lain. Sejujurnya, saya suka dengan ujian yang seperti ini. Mahasiswa di didik untuk bisa, bukan melihat karya orang lain. Saya berharap BINUS dapat berkembang lebih baik lagi dari saat ini.

Selanjutnya saya akan menceritakan tentang organitation skill yang saya dapat di BINUS. Saya mengikuti BNCC dan TFI. Saya baru aktif di TFI saja, itupun hanya sekali menyelenggarakan acara 17-an anak-anak yang berada di lingkungan yang jauh dari kata nyaman. Saya diajak langsung oleh ketua TFI untuk gabung diacara tersebut. Saya langsung mau, saya juga mengajak teman baru saya untuk ikut acara tersebut. Belum pernah sama sekali dalam hidup saya mengikuti acara sosial seperti ini. Saya banyak belajar dari kegiatan ini, begitu saya melihat candaan anak-anak yang tergolong jauh dari kata mampu, saya merasa kalau kebahagiaan tidak selalu diperoleh dari uang. Kebahagiaan bisa kita cari sendiri dengan kegiatan yang positif tentunya. Saya merasa sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari binusian, belum tentu kalau saya kuliah di tempat lain saya akan merasakan hal seperti ini. Saya mau dan ingin sekali membantu orang-orang yang membutuhkan saya. Saya juga ingin menjadi pribadi yang baik dengan cara mengikuti kegiatan positif seperti ini.

Saya mengikuti acara HTTP kemarin meskipun tidak full. Saya melihat dijadwal kalau HTTP selesai pada pukul 11 pagi. Tetapi, jam 2 siang pun tidak selesai. Jujur saja, acara HTTP nya kurang menarik. Tapi, saya tahu kalau acara ini dibuat dengan sungguh-sungguh. Maka dari itu saya sangat berterima kasih kepada kaka-kaka HIMTI atas acara yang telah diselenggarakan.

Saya berharap dengan menjadi BINUSIAN 2020 saya akan membanggakan kedua orang tua saya dan menjadi orang yang berguna bagi masyarakat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *